Hari pertama di Mekkah kami lewati dengan lancar, semua rangkaian umroh sudah dilaksanakan.
Tibalah hari kedua selepas sholat shubuh kami sarapan di hotel yang sudah disediakan. Sembari menikmati sarapan pagi mutawif memberitahukan bahwa kegiatan hari ini adalah ziarah atau city tour.
Selesai sarapan pagi kami kembali ke kamar hotel untuk beristirahat sejenak dan berganti seragam batik. Waktu menunjukan pukul 09.00, kami bergegas turun ke lobby hotel untuk berkumpul dengan peserta lain. Tak lama kemudian semua peserta sudah siap dan bus wisata Abu Zarhad pun tiba di depan hotel. Dengan tertib kami memasuki bus dan setelah semua menempati kursi yang disediakan bus melaju dengan kecepatan sedang menuju Jabal Tsur.
Sepanjang perjalanan menuju Jabal Tsur kami mutawif memberikan informasi seputar sejarah perjalanan Rasulullah bersama Sayidina Abu Bakar yang di kejar kamu kafir Quraisy dan bersembunyi di dalam Gua Tsur. Melihat medan pendakian ke Gua yang sangat extreme, kita bisa mengetahui bahwa benar Rasulullah adalah pendaki ulung dan memiliki fisik yang kuat. Karena tidak seperti bukit/gunung di Indonesia yang umumnya dipenuhi pepohonan dan berhawa sejuk. Di sana gunungnya hampir semua terdiri dari batu, berpasir dan gersang tanpa pepohonan. Tentu membutuhkan keahlian, keterampilan dan kekuatan fisik yang memadai.
Sayang sekali karena waktu yang cukup sempit kami tidak menyempatkan diri untuk naik ke Gua Tsur. Kami lebih memilih untuk mengejar waktu shalat berjamaah di Masjidil Haram. Kami hanya menyaksikan dari kaki bukit ada beberapa peserta umroh yang mencoba mendaki ke Gua Tsur, yang terkenal dengan kisah laba-laba yang membuat sarang di mulut Gua.
Perjalanan kemudian berlanjut ke Jabal Rahmah, yaitu tempat bertemunya Nabi Adam dan Hawa. Sebelum sampai kesana bus yang kami tumpangi melewati Jabal Nur yang di puncaknya terdapat Gua Hira tempat wahyu pertama turun kepada Rasulullah. Dari dalam bus kami menyaksikan betapa tingginya puncak Gunung tersebut. Kembali kami teringat akan perjuangan Rasulullah untuk mencapaui tempat tersebut dan berkhalwat disana yang tentunya sarat dengan perjuangan. Beruntunglah kita yang saat ini tinggal melanjutkan apa yang sudah ada dalam agama ini tanpa harus bersusah payah menemukan atau mencarinya.
Selain Jabal Nur, kami juga mendapat kesempatan untuk melihat terowongan Mina dan perkemahan jamaah Haji di Arafah. Semoga kami tidak hanya melihatnya tapi suatu saat nanti bisa berkemah disana saat melaksanakan Ibadah Haji. Kembali lagi ke Jabal Rahmah, sesampainya di sana bus di parkir di halaman rumah sakit khusus haji, yang konon katanya hanya di buka satu tahun sekali pada musim haji. Tak jauh dari tempat parkir bus kami menyempatkan berfoto dulu sebelum naik ke puncak Jabal Rahmah tersebut.
Dengan penuh hikmat dan takjub kami menaiki satu demi satu anak tangga menuju ke puncak. Sesampainya di sana kami berkesempatan untuk berdoa dan turun kembali ke tempat parkir bus untuk melanjutkan kembali ke hotel.
Dan seperti biasa sesampai hotel kami istirahat sejenak dan melanjutkan kegiatan ibadah di Masjidil Haram sampai malam, dan berisitirahat untuk bersiap melanjutkan city tour hari kedua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar