Welcome back to my blog :)
Setelah beberapa hari lalu kita mengulas tahapan vaksinasi meningitis sekarang tibalah saatnya untuk proses selanjutnya yaitu melaksanakan manasik haji.
Pada tahap ini kita sudah harus bisa melengkapi semua persyaratan yang diperlukan untuk keperluan umroh termasuk menyerahkan sertifikat vaksin meningitis.
Sebelum ke inti pembahasan ada baiknya saya cerita dulu nih ya, soalnya selalu ada hal menarik dan unik di setiap proses, itu lah kenapa tahap demi tahap yang kami bertiga lewati itu sangat mengesankan,,, hehe
Cerita berawal dari sebelum keberangkatan ke lokasi, selepas subuh kita mulai bersiap untuk perjalanan ke Asrama Haji Pondok Gede. Sempat membahas menu sarapan untuk pagi itu, dan sekejap pembahasan berhenti karena kami mendengar ada suara penjual roti keliling. Tanpa pikir panjang kita putuskan saja untuk makan roti agar tidak terlalu berat di perut,,, hehe. Terbelilah beberapa potong roti yang terlihat masih fresh from the oven tersebut.
Kecurigaan pertama mulai menyeruak, saat kita pegang roti itu kok tidak sehangat dan seempuk yang kita bayangkan, roti itu sudah dingin dan keras. Tapi ya sudahlah kita tidak berpikir negatif, dan langsung melahap roti tersebut. Gigitan awal masih biasa-biasa saja, saya mengunyah dengan hati memendam kecewa dengan kualitas roti. Setelah beberapa gigitan saya merasakan ada citarasa yang lumayan aneh, sedikit pahit dan agak lembek di dalam. Agaknya kami bertiga merasakan hal yang sama, namun masih sama-sama memendam rasa yang tidak terungkapkan.
Sampailah masa dimana mata kami bertiga saling menyelidik, dengan sigap saya langsung buka suara, "ini roti basi gaes", statement pertama pun bersambut dengan statement berikutnya dari masing-masing kami. Ternyata kita memang memikirkan hal yang sama, hanya saling menunggu siapa dulu yang akan mengkonfirmasi ke anehan tersebut. Akhirnya berhentilah sarapan pagi itu dengan sedikit rasa kecewa bercampur lucu saat melihat expresi muka mereka yang saling menahan kata-kata. Kalau di bayangkan mungkin saat kami mengunyah ada backsound-backsound ala sinetron tivi swasta... wkwkwk
Setelah selesai cerita roti basi itu, kita bergantian untuk mandi dan mempersiapkan semua perlengkapan yang diperlukan untuk manasik umroh tersebut. Dengan penuh ceria kami menunggu abang grab car yang akan mengantar kami ke lokasi. Tak lama berselang mobil yang di tunggu pun tiba dan kami riang gembira masuk dan memulai perjalanan.
Alamat dan Peta Asrama Haji Pondok Gede
Estimasi lama perjalanan yang tertera pada aplikasi Grab adalah 1 jam 20 menit dari tempat kami menuju Pondok Gede. Jalanan terlihat lengang, jadi bisa di tempuh sesuai estimasi waktu yang ada. Di perjalanan beberapa kali terlihat bus dengan spanduk "Jamaah Umroh ....bla bla bla " wah hati semakin dag dig dug, ada rasa haru tak percaya kalau saya sudah sampai di tahap ini. Lebih dari 3/4 perjalanan kita lewati, barulah sadar kalau suasana mobil sudah hening, karena mungkin sang driver sudah kehabisan bahasan untuk dijadikan bahan obrolan. Dan sayapun sudah membayangkan berbagai macam hal yang kira-kira akan dilaksanakan, menengok ke jok belakang pun kedua adik saya hanya terdiam memandang jendela. Tak lama berselang ada perasaan aneh di kepala, kok pusing yah, masa sih mabok perjalanan, seumur hidup belum pernah mabok perjalanan masa ini hanya perjalanan singkat sudah mabok. Tapi sebagai pimpinan regu, saya bersikap cool saja seolah tidak terjadi apa-apa. Sekitar 15 menit kemudian kami sampai di lokasi, begitu turun saya lihat muka mereka agak pucak pasi, saya pikir apa karena masih lapar atau gimana setalah di tanya barulah mereka bilang kalau sepanjang perjalanan mereka pusing, waduh ternyata pagi itu kita jadi korban si roti basi,,, wkwkwk
Untunglah setelah dibawa jalan-jalan di area sana perasaan pusing sudah berangsur hilang, ditambah lagi dengan bertemu dengan beberapa orang dengan seragam dari agent umroh yang sama, wah berasa ketemu keluarga, kita ngobrol panjang kali lebar sampai lupa tentang pusing-pusing tadi.
Setelah beberapa menit cuap-cuap saya melihat waktu menunjukan angka sudah sesuai dengan waktu dimulainya acara sebagaimana tertera di jadwal yang kami terima. Tapi belum ada pihak agent yang mencari kami, akhirnya saya putuskan untuk coba bertanya kepada koordinator dari pihak agent. Dan mereka menjawab kalau mereka masih di jalan, alias mereka terlambat, dan kita diminta untuk langsung masuk saja ke salah satu gedung untuk menunggu mereka disana. Masuklah kami ke gedung tersebut bersama beberapa yang lain, walaupun sebagian menolak untuk masuk dengan alasan sedang asik merokok. Padahal ada papan larangan merokok, ya sudahlah, mungkin itu bagian dari kearifan lokal bangsa ini,,, hehe
Oia, dari sekian banyak perbincangan dengan jamaah lain, ada satu cerita penting yang saya dapat yaitu ada seorang supir yang di kasih hadiah umroh oleh majikannya. Semua biaya sudah di lunasi bahkan koper dan perlengkapan umroh sudah di serahkan, namun sayang sepertinya biro umroh yang dia pakai tidak amanah, anda tahu lah pastinya biro umroh fenomenal yang tersangkut kasus penggelapan dana jamaah. Akhirnya si bapak supir ini batal untuk umroh, namun kerennya si majikan tidak putus asa, dia carikan lagi biro umroh lain dan tergabunglah beliau dengan group kami. Menurut si bapak keanehan terlihat semenjak proses manasik, menurut dia saat ikut biro umroh X itu manasiknya di dalam rumah satu ustad yang mengaku akan menjadi mutawwif di sana. mereka hanya menerima teori pelaksanaan dan menonton video tutorial saja saat manasik.
Ternyata dari sekian pengalaman memang saat itu biro umroh yang kurang bertanggung jawab itu sengaja melakukan manasik di rumah, dengan dalih penghematan biaya, padahal menurut informasi yang saya terima sebetulnya departemen agama selalu menyarankan agar pelaksanaan manasik di lakukan di asrama haji. Karena kalau di sana setiap biro yang akan melakukan manasik harus mendaftar dulu dan saat pendaftaran keabsahan atau kredibilitas biro umroh akan di periksa oleh petugas. Jadi kalau ternyata itu biro abal-abal alias bermasalah atau tidak berijin otomatis bisa di ketahui dan jamaah jadi lebih aman karena bisa tahu dari jauh-jauh hari kalau ada masalah dengan biro sehingga bisa mengambil langkah yang diperlukan untuk menyelamatkan perjalanan ibadah mereka.
Oke kembali lagi tentang manasik, setelah kami masuk ke gedung A lantai 3, di situ kami di sambut oleh tim biro yang ternyata sebagian sudah ada di lokasi untuk mempersiapkan tempat dan konsumsi. Sebelum acara di mulai kami dipersilahkan untuk sarapan (kalau tahu disini sarapan kan gak perlu ada kisah roti basi yah... wkwkwk... begitulah celoteh kami saat itu). Setelah acara sarapan selesai, kami di informasikan untuk menyerahkan persyaratan-persyaratan yang saat itu masih aada yang kurang lengkap. Tak lama kemudian tim lain dari biro umroh yang bertugas memberi bimbingan datang dan kita bersiap untuk mendengar pemaparan dari mereka.
breakfast time
Sekitar 2 jam kemudian pemaparan tersebut selesai dan tibalah saatnya untuk praktek langsung di lapangan dengan miniatur ka'bah berikut bukit safa dan marwah. Kami dipersilahkan turun dan mulai untuk mempraktekan teori yang tadi di paparkan tim biro. Dengan penuh antusias semua dari kami berusaha untuk memakai ihram, dan membuka-buka buku panduan agar saat praktek sudah tahu urutan doa atau bacaannya.
Praktek lapangan berlangsung 1 jam, dan tibalah saatnya untuk sholat dhuhur. Kami melaksanakan shalat berjamaah di masjid dekat lapangan tersebut. Sesaat setelah sholat kami di himbau untuk masuk kembali ke gedung A, dan disana ternyata ada acara makan siang juga selain sesi tanya jawab seputar umroh.
Waktu menunjukan pukul 15.00 acara pun dinyatakan selesai, dan kami membubarkan diri untuk kembali ke tempat masing-masing. Semua keluar dari ruangan dengan perasaan gembira karena tahap akhir untuk proses di Indonesia sudah selesai, tinggal menunggu waktu keberangkatan. Sayup-sayup terdengar dengungan beberapa jamaah yang dengan haru berharap agar semua baik-baik saja sampai tanggal keberangkatan, wajar saja karena saat itu sedang marak travel umroh yang bermasalah di tambah lagi kita di jadwalkan berangkat dengan pesawat Lion Air, sedangkan beberapa waktu kemudian ada berita pesawat tersebut mengalami kecelakaan.
Kamipun berjalan menuju pintu gerbang, dengan diiringi beberapa kali bunyi klakson mobil peserta lain. Ada sedikit rasa terenyuh disaat menunggu grab car yang kami pesan tiba, karena hampir semua yang datang membawa mobil pribadi, dan menyapa kami yang menunggu di bawah pohon di pinggir jalan. Dari situ saya berdoa untuk dimampukan membeli mobil agar lain kali kalau pergi manasik lagi sudah dengan mobil sendiri, terwujud atau tidaknya doa itu nanti akan saya ceritakan di bab selanjutnya,,, hehe
Baiklah, sepertinya hanya seperti itu yang bisa saya share tentang manasik. Karena sebetulnya itu teknis dan nanti juga akan di bimbing langsung oleh biro umroh, mereka juga akan memberi kesempatan bertanya jika kita masih bingung.
Dari kisah manasik ini saya makin yakin kalau biro yang saya pakai itu bertanggung jawab. Karena pelayanan mereka begitu maksimal saat melayani kami, dan terlihat mereka tulus membantu jika kita ada kesulitan dalam praktek manasik tersebut. Semoga saja mereka bisa mempertahankan prestasi tersebut, kita doakan bersama.
Wassalam...
narsis di depan replika ka'bah sebelum pulang dari manasik